FAJAR, TORAJA UTARA– Proses seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Toraja Utara menuai sorotan tajam. Dugaan kuat rekayasa dan ketertutupan dalam pelaksanaan seleksi menyeruak ke permukaan, menyusul temuan sejumlah nama yang lolos tanpa jejak rekam kerja di instansi pemerintah.
Salah satu temuan mencolok ialah lolosnya seorang petugas dari rumah sakit swasta sebagai PPPK. Informasi yang diperoleh FAJAR, nama tersebut tercatat tidak pernah mengabdi di instansi pemerintah, namun berhasil memperoleh Surat Keterangan (Suket).
Tak hanya itu, dari data yang dihimpun oleh sejumlah mantan peserta seleksi, terdapat 132 nama yang diduga menerima SK ‘siluman’. Mereka disebut-sebut tak memiliki catatan absensi, tidak pernah menerima honor dari instansi daerah, dan tidak tercantum dalam daftar amprah gaji.
“Dari hasil pemeriksaan awal oleh Inspektorat, dari 40 nama yang diselidiki, 35 di antaranya disinyalir tidak pernah aktif sebagai honorer,” kata seorang sumber internal yang enggan disebutkan namanya.
Para mantan peserta mengaku merasa dipermainkan oleh proses seleksi. Alih-alih mendapat kejelasan dari Panitia Seleksi Daerah (Panselda), mereka justru diombang-ambingkan ke berbagai Lembaga, mulai dari Bupati, Wakil Bupati, Sekda, hingga BKPSDM dan bahkan BKN pusat.
Rasa Frustrasi dan Ketidakpercayaan
Eny, salah satu peserta yang merasa dirugikan, mengaku kecewa berat. Dirinya dan sejumlah peserta lain yang masuk kategori R3 prioritas tinggi dalam seleksi PPPK, justru tidak lolos.