FAJAR, LAS VEGAS — Di usianya yang ke-46, Manny Pacquiao kembali menaiki ring, bukan sekadar untuk bernostalgia. Sang legenda Filipina itu akan menghadapi juara kelas welter WBC, Mario Barrios, pada 19 Juli 2025 di Las Vegas, dalam pertarungan yang digadang menjadi duel lintas zaman.
Tangan Pacquiao memang sempat terangkat, lalu menurun perlahan empat tahun lalu. Pada 2021, ia kalah angka mutlak dari Yordenis Ugas dalam perebutan gelar WBA. Kekalahan itu seolah menutup lembaran karier seorang petinju yang selama dua dekade lebih menolak tunduk pada usia, melompat dari kelas ke kelas, dari ring ke ring, dari Manila ke Vegas.
Setelah pengumuman pensiun pada akhir 2021, Pacquiao menanggalkan sarung tinju demi baju safari politik. Ia duduk di Senat Filipina selama enam tahun dan mencoba naik ke kursi presiden, meski gagal dalam pemilu 2022. Kini, ia kembali mengejar kursi di Senat. Tapi sebelum itu, ia lebih dulu mengejar satu sabuk lagi—mungkin yang terakhir.
Sejatinya, pertarungan petinju beda generasi ini bukan hanya menjadi laga perebutan gelar kelas welter WBC, tapi juga membuka kemungkinan besar duel akbar lainnya.
Pacquiao, dengan rekor 62 menang (39 KO), 8 kalah, dan 2 seri, menjadi satu-satunya petinju yang pernah menjuarai delapan kelas berbeda. Ia kini akan menggunakan statusnya sebagai mantan juara untuk langsung menantang pemegang gelar aktif, sesuai ketentuan WBC yang mengizinkan mantan juara mengklaim hak sebagai Qualified Challenger.
Antara Ambisi dan Warisan
“Ini bukan hanya tentang gelar, ini tentang warisan,” kata Mauricio Sulaiman, Presiden WBC, kepada Boxing King Media. “Pacquiao bukan sekadar petinju. Dia institusi dalam olahraga ini.”
