WBC sendiri telah mengonfirmasi bahwa pertarungan ini akan menjadi bagian dari malam besar yang juga menampilkan laga ulang Sebastian Fundora vs Tim Tszyu, perebutan gelar kelas welter terpadu.
Lawan yang dihadapi Pacquiao bukanlah nama sembarangan. Mario Barrios, 29 tahun, mengusung rekor 29 kemenangan, 2 kekalahan, dan 1 seri. Ia merebut gelar WBC interim pada 2023 dengan mengalahkan Ugas—orang yang terakhir mengalahkan Pacquiao. Statusnya naik menjadi juara penuh setelah Terence Crawford naik kelas pada pertengahan 2024.
Barrios terakhir bertarung dalam laga imbang kontra Abel Ramos di undercard duel Jake Paul vs Mike Tyson pada November lalu. Meski belum lama menggenggam sabuk utama, Barrios punya kombinasi kecepatan dan kesabaran yang cukup untuk membuat siapa pun frustrasi di atas kanvas.
Bukan Sekadar Nostalgia
Kembalinya Pacquiao ke ring profesional bukan kejutan mutlak. Sejak pensiun, ia tampil dalam beberapa laga ekshibisi terakhir melawan kickboxer Jepang, Rukiya Anpo, pada Juli 2024. Namun kali ini berbeda. Ini bukan pamer kemampuan. Ini pertarungan berdarah untuk gelar dunia.
Barrios sepuluh tahun lebih muda, lebih aktif, dan sedang dalam performa puncak. Tapi Pacquiao, seperti yang sudah-sudah, punya satu senjata yang tak bisa dibeli oleh para petinju muda: pengalaman bertarung dalam malam-malam besar, di panggung sebesar dunia, dengan tekanan yang membakar dada.
Dan Vegas, tempat duel ini berlangsung, adalah rumah dari sebagian besar legenda Pacquiao. Di kota ini ia mengalahkan Oscar De La Hoya, Ricky Hatton, Miguel Cotto, dan Antonio Margarito—nama-nama yang kini jadi bahan ingatan.