English English Indonesian Indonesian
oleh

Kolaborasi; FKH dan Yayasan Hadji Kalla Hadirkan Pusat Edukasi Mangrove Lestari di Tekolabbua

Menurutnya, konsep pusat edukasi ini bukan sekadar tempat pelatihan teknis, tetapi sebuah ruang belajar kolaboratif di mana masyarakat saling berbagi pengetahuan, terutama dari tokoh lokal seperti Pak Hamzah, yang telah menanam ribuan bibit mangrove dan menjaga garis pantai dari abrasi.

Program ini sejalan dengan pilar kerja Yayasan Hadji Kalla dalam bidang Humanity and Environment Care, yang selama ini aktif mendorong pemanfaatan energi terbarukan, konservasi lingkungan, serta mitigasi risiko bencana berbasis komunitas. Selain program Kampung Hijau Energi yang telah berjalan di Segeri, Kabupaten Pangkep, inisiatif pusat edukasi mangrove ini memperluas jangkauan intervensi Yayasan ke aspek ekoliterasi dan ekonomi hijau.

Dalam diskusi malam itu, berbagai pihak menyampaikan komitmen untuk mendukung keberlanjutan program. Termasuk di dalamnya adalah rencana pengembangan infrastruktur sanitasi, peningkatan akses, serta sistem pelatihan yang melibatkan siswa, guru, kelompok perempuan, hingga mahasiswa dan relawan lingkungan dari kampus-kampus di Sulawesi Selatan.

YHK dan FKH menegaskan bahwa pusat edukasi ini bukan hanya untuk Tekolabbua, tetapi menjadi model percontohan yang dapat direplikasi di daerah lain seperti Tanakeke, Sinjai, dan Polman. Dengan pendekatan partisipatif dan berbasis kekuatan lokal, inisiatif ini diharapkan memperkuat ketangguhan komunitas pesisir menghadapi perubahan iklim, abrasi, dan tantangan ekonomi di wilayah pesisir.

Kegiatan ditutup dengan pemutaran video profil Yayasan Hadji Kalla dan penegasan kembali pentingnya regenerasi kader lingkungan berbasis lokal. “Kita tidak bisa terus bergantung pada satu tokoh. Harus ada Hamzah-Hamzah baru di masa depan,” pungkas Sapril. (rls/fkh/*)

News Feed