FAJAR, MAKASSAR — Tidak ada unggahan berbingkai merah marun di akun Instagram resmi PSM Makassar. Bahkan, tak ada momen sakral tanda tangan kontrak, potongan video, foto, yang biasanya disambut gemuruh di kolom komentar. Namun, tiba-tiba, ia ada di lapangan.
Savio Roberto, gelandang jangkung asal Brasil, muncul diam-diam lewat potongan Instagram Story. Bukan dari akun resmi klub, melainkan dari dirinya sendiri dalam balutan kostum PSM dan sedang bertarung di lapangan melawan Persita Tangerang. Seolah tak sempat diberi panggung, Savio langsung dilempar ke ujian pertama oleh pelatih kepala Bernardo Tavares. Dunia maya mendahului konferensi pers.
Bisa jadi, PSM Makassar memang sedang tidak punya waktu untuk seremoni. Klub tua itu tengah sibuk mengasah senjata baru: Trisula Samba, aliansi Brasil yang disusun Tavares untuk mengarungi kerasnya musim BRI Liga 1 2025/2026.
Tavares punya alasan menumpuk aroma Brasil di lini depan. Musim lalu, Nermin Haljeta menjadi nyawa permainan PSM. Penyerang asal Slovenia itu mencetak 16 gol dari 35 laga, dan memberikan dua assist. Produktivitasnya tinggi, nyaris tanpa celah. Namun, musim ini ia tidak lagi di sana.
Sebagai penerusnya, datang tiga pria dari benua Amerika Selatan, masing-masing membawa statistik, pengalaman, dan harga pasar yang menempel seperti stempel.
Pertama, Savio Roberto yang kini mencuri perhatian justru karena kemisteriusannya. Gelandang serang 189 cm ini memang bukan tipikal pencetak gol. Selama kariernya, ia hanya mencetak 10 gol dari 123 laga. Musim lalu di Liga Iran bersama Esteghlal Khuzestan, ia hanya membuat satu gol dalam 21 penampilan. Tapi dia kuat, keras, dan bisa menjadi pusat orbit bola. Dalam benak Tavares, mungkin dialah poros yang menghubungkan dua ujung: Dias dan Tanque.