FAJAR, MAKASSAR— Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi menegaskan bahwa stunting bukan sekadar persoalan kesehatan, tapi menyangkut masa depan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sulsel, ia mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi masalah ini secara integratif.
“Stunting bukan hanya soal tumbuh kembang fisik anak, tapi berdampak pada kualitas SDM ke depan. Ini pekerjaan besar yang harus dilakukan bersama,” ujar Fatmawati.
Ia berharap survei mendatang menunjukkan prevalensi stunting di Sulsel sudah berada di angka satu digit. “Saya yakin dan percaya, selama semangat itu ada, kita bisa wujudkan penurunan stunting yang nyata,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku, Henky Widjaja, menyoroti bahwa Indonesia saat ini menghadapi triple burden of malnutrition, yaitu stunting dan wasting, obesitas, serta kekurangan zat gizi mikro. “Masalah ini berdampak besar pada tumbuh kembang anak dan kualitas SDM jangka panjang,” katanya.
Henky menambahkan bahwa SSGI 2024 dan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (Stranas P3S) 2025–2029 menjadi pedoman penting untuk menyusun program gizi yang lebih tepat sasaran. “Kolaborasi dan komitmen bersama sangat diperlukan agar daerah mampu memanfaatkan data dengan baik untuk perencanaan dan pelaksanaan program,” tandasnya. (uca/*)