“Kami memiliki sistem PTSP yang menjadi jalur resmi perizinan. Kami pastikan proses ini cepat, efisien, dan transparan. Jangan sampai ada oknum yang justru jadi beban bagi investor,” tegasnya.
Salah satu hal menarik yang turut dibahas adalah keberadaan Pasar Mandiri di kawasan Summarecon Mutiara Makassar, yang dinilai Wali Kota sebagai model revitalisasi pasar tradisional yang dapat direplikasi di berbagai wilayah lain di Makassar.
“Pasar Mandiri di kawasan SMM bisa menjadi contoh untuk pembenahan pasar-pasar tradisional kita. Ini bisa menjadi standar baru pengelolaan pasar yang bersih, tertib, dan modern,” ujarnya.
Pertemuan ini menjadi bentuk nyata sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun Makassar sebagai kota yang modern, tertata, dan inklusif.
Tak hanya itu, Wali Kota juga menekankan pentingnya pengelolaan sampah yang baik di kawasan tersebut, mengingat pengembangan kawasan juga harus memperhatikan aspek lingkungan dan kebersihan kota.
“Kami minta pengelolaan sampah di kawasan ini dilakukan secara serius dan terintegrasi. Ini bagian dari tanggung jawab bersama menjaga kota tetap bersih dan nyaman,” tutupnya.
Sedangkan, Direktur PT Sinergi Mutiara Cemerlang, Kiplongang Akemah, menyampaikan proyek pengembangan kawasan oleh Summarecon Mutiara Makassar (SMM), sebagai salah satu contoh pembangunan kota mandiri yang terintegrasi dan berorientasi masa depan.
Menurut Kiplongang, kehadiran Summarecon di Kota Makassar tidak hanya membawa investasi, tetapi juga menawarkan pendekatan pembangunan kawasan yang holistik dan berkelanjutan.