SIANG itu, dramatis sekali aksi Agam Rinjani (Ucok kecil). Ia tiba-tiba refleks meloncat ke belakang mobil truk pengangkut sampah yang sedang mundur. Sesosok anak pemulung tertolong dari pergerakan Ucok.
Jarak ban truk dengan anak itu tidak sampai dua meter, sementara anak laki-laki itu kesulitan bergerak. Sopir truk juga tidak melihat anak tersebut di belakang. Ia pun terus memundurkan mobilnya.
Entah kekuatan dari mana, Ucok langsung melompat. Ia berhasil menarik anak pemulung yang tidak berjarak lagi dari ban truk yang tengah melaju mundur.
Nanti setelah Ucok bersama anak yang ditolongnya berhasil melompat ke samping mobil, barulah sopir truk itu berteriak. Ternyata, sopir truk setengah baya itu juga tidak melihat kalau ada Ucok yang sedang menolong pemulung di belakang truk.
“Saya melihat Ucok dari jarak agak jauh. Kira-kira 20 meter dari tempat saya berdiri. Saya sempat berteriak. Kukira Ucok sudah terinjak ban truk. Soalnya, tidak kelihatan. Ternyata dia bersama temannya terpental ke samping truk,” kata Ibu Agam Rinjani, Daeng Rimang.
Saat itu, nama populer Agam masih Ucok. Nama di presensi sekolahnya: Abdul Haris Agam. Siang itu, Ucok bersama pemulung lainnya mendatangi mobil truk pengangkut sampah. Tiba-tiba truk tersebut mundur untuk menurunkan sampah.
“Ya… namanya belum ajal. Ucok dan temannya masih diberi umur panjang, bahkan tidak luka. Ini betul-betul pertolongan Allah. Saya juga heran dan kaget sekali. Sopir truk juga langsung turun. Soalnya, dia tidak melihat kalau ada Ucok dan temannya di belakang truk, kenang Daeng Rimang, ibu Agam kepada Fajar saat podcast.