English English Indonesian Indonesian
oleh

Makassar Bersiap Menyongsong Birokrasi Digital: Ketika Meritokrasi Bertemu Teknologi

FAJAR, MAKASSAR —  Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menerima audiensi bersama pakar reformasi birokrasi Ir. H. Juwanda. Topik yang dibahas menyentuh jantung tata kelola birokrasi, transformasi sistem kepegawaian berbasis meritokrasi dan digitalisasi.

Dalam diskusi selama lebih dari satu jam lebih itu, Munafri dan Juwanda merumuskan cetak biru ambisius untuk masa depan aparatur sipil negara (ASN) Kota Makassar. Visi utamanya: birokrasi yang transparan, adaptif, dan akuntabel, didorong oleh sistem kepegawaian digital yang objektif dan berbasis data.

“Sistem ini akan mengukur kinerja dari banyak sisi. Tidak hanya SKP, tapi juga instruksi pimpinan, aktivitas harian, bahkan masukan dari masyarakat,” kata Juwanda dengan mata menyala. Ia lalu mengurai rancangan sistem dashboard warna-warni: hijau untuk ASN unggul, kuning untuk yang stagnan, dan merah sebagai sinyal peringatan.

Menembus Sekat-sekat Lama

Di tengah dinamika birokrasi nasional yang kerap dibayangi nepotisme dan formalisme, Makassar mencoba jalan lain: meritokrasi berbasis algoritma. Di dalamnya, setiap ASN dipetakan potensinya melalui talent pool terbuka, dinilai melalui asesmen berkala, dan dipromosikan berdasarkan performa terukur, bukan kedekatan struktural.

Bagi Munafri, inisiatif ini bukan sebatas proyek teknologi. Ia melihatnya sebagai jawaban atas keinginan warga akan layanan publik yang efisien dan tanggap.

“Kita harus gali kemampuan tersembunyi ASN kita, karena di balik meja-meja kantor itu, saya yakin banyak potensi luar biasa yang belum tergali,” ujarnya penuh keyakinan.

News Feed