English English Indonesian Indonesian
oleh

Di Bawah Tekanan Trump, Netanyahu Akui Serangan Gereja di Gaza

Lembaga-lembaga kemanusiaan di Palestina berkali-kali membantah klaim itu. Mereka menyebut, fasilitas sipil justru menjadi tempat perlindungan terakhir warga sipil yang rumahnya hancur rata oleh serangan udara.

Sementara itu, pemimpin tertinggi umat Katolik dunia, Paus Leo XIV, menyampaikan kesedihan mendalam atas serangan terhadap gereja tersebut. Namun, pernyataan Paus dinilai terlalu lunak oleh sebagian umat dan pegiat HAM.

Paus hanya menyebutkan bahwa “serangan yang tampaknya dilakukan oleh pasukan Israel” telah melukai dan membunuh umat sipil, tanpa menyebutkan secara eksplisit Israel sebagai pelaku. Vatikan lebih memilih menyerukan “dialog damai” dan “gencatan senjata segera.”

Diplomat Vatikan di Timur Tengah yang tidak disebutkan namanya menyayangkan ketidaktegasan Paus dalam mengecam Israel. “Ini bisa jadi sinyal yang keliru. Umat Kristiani di Gaza perlu lebih dari sekadar doa,” kata dia seperti dikutip La Repubblica.

Tragedi yang Berulang

Serangan ke Gereja Keluarga Kudus hanyalah fragmen dari drama kemanusiaan yang lebih besar. Data dari lembaga kemanusiaan lokal dan internasional menyebut bahwa lebih dari 2.300 sekolah, masjid, dan gereja telah rusak atau hancur akibat gempuran Israel sejak Oktober 2024. Jalur Gaza kini lebih menyerupai gurun reruntuhan daripada wilayah yang layak huni.

Krisis kemanusiaan ini telah membuat jutaan warga Gaza mengungsi ke wilayah selatan, hanya untuk kemudian dibombardir kembali. Dalam kondisi tanpa listrik, air bersih, dan akses medis yang memadai, penyakit mulai menyebar di kamp-kamp darurat.

News Feed