English English Indonesian Indonesian
oleh

Tentang Rasyid Bakri, Pangeran PSM Makassar yang Tak Pernah Pergi

Bangkitnya bukan kisah instan. Persaingan di lini tengah PSM begitu ketat, dengan nama besar seperti Marc Klok, Wiljan Pluim, hingga Rizky Pellu.

Akan tetapi, Rasyid bukan pesakitan yang mudah menyerah. Ia pun kembali, hingga mencatat 25 penampilan di musim 2018, meski sebagian besar dari bangku cadangan.

Loyalitas di Tengah Godaan
Musim demi musim berlalu. Pelatih berganti, skema berubah, namun Rasyid tetap memilih tinggal. Tawaran dari klub-klub lain datang silih berganti, tetapi ia menolak dengan teguh.

“Saya lahir dan besar di kota ini. Selama PSM masih membutuhkan saya, Insyaallah saya akan tetap bermain di sini,” ujarnya suatu waktu.

Bagi Rasyid, bertahan bukan hanya soal klub—tetapi soal keluarga dan rasa bakti. Ia ingin dekat dengan orang tua, ingin tetap bisa menjenguk mereka, dan menjaga nilai-nilai yang ditanamkan sejak kecil.

Masih Diandalkan
Kini, di musim 2025/2026, Rasyid mungkin tak lagi selalu menghiasi starting eleven. Meski demikian, perannya belum usai. Ia menjadi bagian penting di ruang ganti, menjadi jiwa yang menjaga marwah dan semangat Pasukan Ramang.

Apakah Rasyid Bakri akan mengakhiri kariernya di klub yang sama seperti ia memulainya? Banyak yang berharap demikian. Karena di tengah dunia sepak bola yang cepat berubah, sosok seperti Rasyid adalah jangkar. Membuat kita percaya bahwa cinta pada lambang di dada belum benar-benar punah. (*)

News Feed