English English Indonesian Indonesian
oleh

Kisah Pablo Escobar, Raja Kartel Narkoba yang Ingin Lunasi Utang Negara

Toh, pada 1991, parlemen Kolombia tetap menghapus ekstradisi dalam konstitusi. Sebagai gantinya, Escobar menyerahkan diri. Tapi penjara yang ia masuki, La Catedral, bukan tempat hukuman. Itu istananya sendiri: lengkap dengan bar, lapangan sepak bola, air panas, bahkan ruang kendali operasi kartel. Presiden saat itu, Virgilio Barco Vargas, seperti tak punya pilihan. Menahan Escobar di luar penjara hanya membuat Medellín seperti ladang perang.

Ketika pemerintah mencoba memindahkannya ke fasilitas lain, Escobar kabur. Ia buron selama lebih dari setahun. Sampai akhirnya, 2 Desember 1993—sehari setelah ulang tahunnya yang ke-44—ia ditemukan dan ditembak mati di atap sebuah rumah di Medellín. Konon, dalam pelarian terakhirnya, Escobar hanya ditemani satu orang dan sebuah botol sampanye.

Namun cerita Escobar belum selesai. Sebagian besar hartanya, yang diyakini bernilai lebih dari US$30 miliar atau setara hampir Rp500 triliun, hingga kini belum ditemukan. Di berbagai pelosok Kolombia, legenda tentang “harta karun Escobar” masih jadi bahan perburuan, dari ladang-ladang kosong, reruntuhan rumah, hingga peti yang terkubur.

Escobar telah mati. Tapi warisan ketakutannya, kekayaannya, dan paradoks moralnya masih hidup.

News Feed