“Meski saat ini belum ada program reguler, fasilitas tersebut terbuka untuk berbagai bentuk kolaborasi kreatif ke depannya,” ucapnya.
Kaldi House juga menyasar tren Work From Anywhere (WFA) yang makin diminati oleh banyak kalangan. Dengan fasilitas yang mendukung produktivitas.
Menu yang ditawarkan Kaldi House juga mengalami pembaruan. Beragam varian minuman dan makanan ringan ditawarkan dengan harga ramah di kantong.
“Harga menu berkisar antara Rp26 ribu hingga Rp38 ribu. Kami ingin semua kalangan bisa menikmati kopi dan atmosfer di sini tanpa merasa terbebani,” tambah Indah.
Kaldi House buka setiap hari mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 22.00 malam, memberikan ruang bagi pelanggan untuk menikmati kopi pagi, makan siang santai, hingga pertemuan malam yang akrab.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin, menyatakan bahwa Kaldi House adalah contoh nyata dari sektor ekonomi kreatif yang mendukung geliat pariwisata kota.
“Ini bukan hanya destinasi ngopi, tapi juga ruang interaksi ekonomi. Kami siap mendukung lewat sertifikasi dan pelatihan untuk penguatan kualitas,” katanya.
Hendra juga menambahkan bahwa pemerintah kota siap mendampingi Kaldi House dalam berbagai aspek peningkatan kualitas layanan dan promosi, sebagai bagian dari pengembangan destinasi urban lifestyle.
“Kalau belum bersertifikasi, kita bantu ke sana. Kolaborasi antara pelaku usaha dan pemerintah sangat penting,” tegasnya.
Kaldi House hadir bukan hanya sebagai kedai kopi, tetapi sebagai simbol semangat baru generasi muda Makassar dalam membangun ruang kreatif yang otentik, inklusif, dan berdaya saing.(wis)