Dia menjelaskan ASITA merupakan organisasi yang menaungi berbagai segmentasi usaha perjalanan, mulai dari inbound (wisatawan masuk), outbound (wisatawan ke luar negeri), tur domestik, perjalanan umroh dan haji plus, hingga pengurusan dokumen perjalanan.
Ia juga menyoroti pentingnya kepercayaan dalam industri ini. Menurutnya, kehadiran travel agent yang tidak amanah dapat mencoreng citra seluruh pelaku usaha di sektor perjalanan.
“Hanya karena satu-dua biro yang menyalahgunakan kepercayaan, bisa merusak nama baik ratusan lainnya yang telah melayani jutaan perjalanan dengan baik,” katanya.
Didi turut mengajak seluruh anggota ASITA agar terlibat langsung dalam pelayanan kepada jamaah dan konsumen. Kunci keberhasilan kita adalah ketika pelaku usaha benar-benar merasakan langsung kebutuhan jamaah atau klien, agar pelayanan bisa tepat sasaran dan berkualitas.
“Kita ini berada di bisnis hospitality dan services. Maka dari itu, mari bersama-sama membawa nama baik perusahaan kita, organisasi kita, daerah, dan bahkan negara melalui pelayanan yang berkualitas,” tutupnya. (edo)