Dengan adanya dukungan tersebut, diharapkan kedua perusahaan dapat segera melaksanakan kegiatan operasional produksi dan penjualan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sehingga, bukan hanya akan memberikan keuntungan bagi daerah melalui Perseroda Sulsel, tetapi juga memberikan efek domino bagi bertambahnya kegiatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar, baik melalui pemberdayaan pengusaha dan tenaga kerja lokal serta program CSR dan community development (comdev).
“Tujuan dari FGD ini intinya itu menjalin silaturahmi, manfaatnya banyak, memperpanjang umur memudahkan rejeki. Manfaat yang kedua, ada beberapa hal-hal penting yang harus dielaborasi. Dari diskusi tadi sudah mengerucut semuanya bahwa apa yang kita dorong Pemprov maupun investor itu semata-mata bagaimana investasi pertumbuhan ekonomi di wilayah Sulsel ini akan naik ke 8 persen sebagaimana arahan presiden dengan asta citanya,” ujar Agus Salim usai FGD.
Agus juga menjelaskan bahwa Kejati punya tugas dan fungsi perdata dan tata usaha negara dalam hubungan investasi tersebut. Kehadiran Kejati untuk mendampingi BUMD dan memastikan tidak terjadi fraud dalam kerja sama dengan swasta.
“Kajian-kajian hukum kita sudah back up agar supaya tata kelola pertambangan ke depan itu tepat waktu, tepat mutu, dan tetap sasaran yang berujung kepada bagaimana pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dibutuhkan elaborasi orkestra yang sejalan latar belakang masing-masing,” ungkap Agus.
Agus juga menegaskan bagi semua pihak, baik Pemprov Sulsel maupun PT Ifishdeco untuk menyelesaikan urusan administrasi dan pembahasan lanjut terkait kerja sama pengelolaan dua blok tambang tersebut secara baik dan sesuai regulasi. Dengan demikian, manfaatnya bagi daerah dapat segera terasa.
