Sementara itu, Prof. Dwia, yang hadir mengenakan baju merah sebagai simbol semangat dan kebahagiaan, menyampaikan apresiasinya kepada PSMTI atas peran aktifnya dalam mendukung UMKM.
“PSMTI tidak hanya membangun kantin bagi mahasiswa, tetapi juga menyelamatkan para pedagang kecil yang dulu kehilangan tempat akibat penataan kampus,” ujarnya, disambut tepuk tangan.
Ia juga menyinggung kerja sama jangka panjang antara Unhas dan PSMTI yang telah melahirkan Program Bahasa Mandarin di Fakultas Ilmu Budaya, yang kini menjadi salah satu program studi favorit.
Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa (JJ), menegaskan bahwa hubungan antara Unhas dan PSMTI sangat erat.
“PSMTI adalah organisasi pertama yang saya undang ke rumah jabatan saat baru dilantik sebagai Rektor,” ungkapnya.
Ia berkomitmen untuk terus melakukan pembenahan pada kantin tersebut, bahkan memberikan sinyal positif kepada PSMTI untuk membangun kantin serupa.
“Kalau ini adalah Kantin Bhinneka Tunggal Ika satu, kita tunggu Kantin Bhinneka kedua dari PSMTI,” ucapnya yang disambut antusias para tokoh Tionghoa yang hadir.
Prof. JJ juga mengungkapkan keinginannya untuk merealisasikan Pusat Kebudayaan Tionghoa di Indonesia yang dikelola bersama PSMTI.
“Sebenarnya sudah beberapa kali dirapatkan dan desainnya sudah ada, hanya saja masih terkendala pada penentuan lokasi,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, pusat kebudayaan tersebut nantinya akan menjadi wadah penelitian, pengembangan, dan kolaborasi budaya Tiongkok, serta mendukung program studi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok di Unhas. (mum/*)