Dampak negatif perang harga dalam ekosistem mobil listrik China mulai dirasakan oleh supplier mobil listrik China. Dimana, BYD dan produsen lainnya melakukan penundaan pembayaran hingga 60 hari terhadap supplier-nya. Hal ini berpotensi mengganggu likuiditas supplier mobil listrik China (AP News, 4/7/2025).
Gejala serupa juga terjadi pada industri properti China. Dimana, perusahaan raksasa properti China, Evergrande melakukan ekspansi besar-besaran yang dibiayai oleh utang. Evergrande adalah perusahaan properti dengan market share terbesar di China.
Sebagai perusahaan properti dominan, Evergrande menerapkan strategi harga jual sangat rendah yang mematikan pesaing. Evergrande menjual properti dengan potongan harga sangat besar yang mengarah pada jual rugi atau praktik predatory pricing.
Strategi Evergrande terbukti menyebabkan krisis sektor properti di China yang mengganggu keseluruhan ekosistem sektor properti China. Dimana, price war di sektor properti berdampak sangat buruk terhadap keseluruhan ekosistem properti China yang hingga saat ini belum bisa dipulihkan.
Dampak negatif persaingan harga dimulai dari penundaan pembayaran kepada supplier oleh perusahaan properti China. Hal ini kemudian mengganggu likuiditas perusahaan supplier dan sekaligus merusak ekosistem sektor properti China.
Persaingan di industri mobil listrik dan sektor properti China mirip dengan fenomena persaingan antar kaum muda di China yang menggunakan semua potensi tetapi dengan hasil yang tidak sesuai dengan harapan.
