FAJAR, JAKARTA — Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 diperkirakan akan tembus Rp662 triliun atau setara 2,78 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Situasi ini membuat Anggota Komisi XI DPR RI, Andi Yuliani Paris (AYP) angkat suara. AYP mendorong pemerintah agar segera meningkatkan produksi minyak nasional atau lifting minyak yang saat ini masih berkutat di kisaran 580.000 barel per hari, menjadi 1 juta barel per hari.
“Kalau misalnya harga minyak lebih dari USD8,2 per barel, itu lebih dari itu wah, ini akan mempengaruhi juga, perlebar defisit,” katanya pada, Rabu, 16 Juli.
Menurutnya, peningkatan ini bisa menjadi langkah strategis untuk menekan laju defisit anggaran negara.
“Jika lifting minyak naik, penerimaan negara otomatis ikut naik, baik dari pajak maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Ini juga bisa kurangi ketergantungan kita terhadap impor minyak,” tegas Andi Yuliani.
Andi Yuliani menjelaskan bahwa selama produksi dalam negeri belum mencukupi, Indonesia terpaksa menutup selisih kebutuhan minyak yang mencapai 1,6 juta barel per hari dengan impor.
“Kalau harga minyak terus naik, sementara kita masih impor 400.000 barel per hari, ini jelas beban besar buat anggaran negara,” ujar politisi dari Fraksi PAN itu.
Andi Yuliani juga menekankan bahwa peningkatan lifting minyak tidak perlu dilakukan secara drastis, namun cukup dilakukan bertahap dan terencana.
Dengan begitu, tambahan penerimaan negara bisa digunakan untuk menekan defisit, tanpa harus bergantung pada pinjaman luar negeri atau menambah beban subsidi energi.