English English Indonesian Indonesian
oleh

Pemkab Gowa Siapkan Skema Khusus Turunkan Angka Stunting, Target 2025 Prevelensi Stunting 16,4 Persen

Menurutnya, perhatian dan keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan adalah fondasi penting dalam penanganan masalah stunting di Indonesia.

“Saya sangat senang melihat antusiasme dan kerja nyata dari para Ketua Tim. Ini adalah bentuk komitmen bersama yang sangat dibutuhkan dalam mengatasi persoalan gizi anak,” tutur Henky.

Henky mengingatkan bahwa tantangan gizi di Indonesia kini semakin kompleks. Selain stunting, masalah obesitas pada anak juga mulai menjadi ancaman di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat.

“Kita tidak boleh lengah. Baik kekurangan maupun kelebihan gizi berdampak langsung pada tumbuh kembang anak, yang kemudian akan memengaruhi produktivitas dan daya saing bangsa,” jelasnya.

Ia menegaskan pentingnya investasi gizi untuk mendukung terwujudnya generasi emas Indonesia 2045.

“Penanganan gizi adalah investasi jangka panjang. Ini bagian dari strategi membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia,” tegas Henky.

Diketahui, Sulawesi Selatan berhasil mencatat penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data yang dipaparkan, angka stunting turun dari 27,4 persen pada 2019 menjadi 23,3 persen pada 2023.

Henky menyebut penurunan ini sebagai bukti nyata sinergi lintas sektor yang semakin kuat dan terarah.

“Ini menunjukkan bahwa kerja keras dan keterlibatan berbagai pihak bisa menghasilkan dampak nyata. Kita harus pertahankan dan tingkatkan sinergi ini,” pungkasnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel yang mewakili Wakil Gubernur Sulsel dan Direktur Jenewa Institute, Surahmansah Said, Kepala Bappeda Kabupaten Gowa, Sujjadan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, drg. Haris Usman dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Gowa, Sofyan Daud. (sae)

News Feed