FAJAR, BULUKUMBA – Lingkungan sekolah yang bersih dan asri tidak hanya menciptakan kenyamanan, tetapi juga mampu meningkatkan semangat belajar siswa. Hal inilah yang menjadi perhatian utama Sabri, seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Bulukumba yang dikenal karena dedikasinya terhadap pendidikan dan kepeduliannya terhadap lingkungan sekolah.
Sabri merupakan lulusan STAI Al-Gazali Bulukumba dan dikenal sebagai sosok yang mudah akrab dengan siswa-siswinya. Kedekatannya tersebut memudahkan ia dalam mengajak para siswa untuk menjaga dan merawat lingkungan sekolah.
Karier Sabri sebagai pendidik dimulai pada tahun 2003 sebagai Guru Bantu Nasional (GBN) di SD 43 Mattirowalie, Kecamatan Kindang. Sejak awal, ia sudah menunjukkan komitmen tinggi sebagai tenaga pendidik. Tak hanya fokus mengajar di dalam kelas, Sabri juga mengajak siswa memanfaatkan lahan kosong di sekolah untuk ditanami berbagai tanaman konsumsi. Ia juga menata taman sekolah sedemikian rupa agar menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi seluruh warga sekolah.
Berkat dedikasi dan kerja kerasnya, Sabri lulus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2007 dan tetap bertugas di SD 43 Mattirowalie. Di sana, ia bahkan menggagas pendirian SMP Terbuka—sebuah sistem pendidikan jarak jauh—untuk menjawab tantangan akses pendidikan di daerah terpencil.
Pada tahun 2017, Sabri dimutasi ke SD 353 Ulu Parang, Desa Benteng Palioi, dan bertugas di sana hingga tahun 2022. Selama masa tugasnya, ia kembali menata lingkungan sekolah menjadi lebih nyaman dan bersih, serta mendorong siswa untuk lebih aktif dan peduli terhadap lingkungan.
Mutasi kembali datang pada tahun 2022, kali ini ke SD 233 Dampang. Sekolah yang semula tampak gersang disulapnya menjadi hijau dengan berbagai tanaman produktif dan tanaman hias. Sekolah ini juga merupakan tempat Sabri menempuh pendidikan dasarnya sebagai murid.
Namun, meski baru saja membawa perubahan signifikan, pada tahun 2024 Sabri kembali dimutasi ke SD 105 Sangkala, Kajang. Selama hampir lima bulan bertugas, ia tetap menunjukkan komitmennya sebagai guru profesional.
Pada September 2024, Sabri mendapat tugas baru di SD 205 Bontosunggu, tempat ia mengajar hingga saat ini. Sejak kedatangannya, perubahan signifikan mulai terlihat. Siswa menjadi lebih aktif, disiplin, dan lingkungan sekolah pun jauh lebih tertata.
Sabri mengenang masa tugasnya di SD 43 Mattirowalie sebagai salah satu yang paling berkesan. Di bawah bimbingannya, sekolah tersebut beberapa kali mewakili Bulukumba dalam ajang Adiwiyata di tingkat kabupaten dan provinsi, bahkan menuju tingkat nasional. Prestasi membanggakan lainnya adalah keberhasilan sekolah menjuarai Lomba Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM): juara 1 tingkat Kabupaten Bulukumba dan juara 2 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015.
Kini, di SD 205 Bontosunggu, Sabri tengah fokus melatih siswa dalam kegiatan Pramuka menjelang perkemahan dan perayaan 17 Agustus. (fad/*)