“Pengalaman itu memberinya pemahaman akan dinamika politik praktis dan jaringan konstituen yang cukup kuat di Kota Makassar dan sekitarnya,” katanya.
Tak kalah menarik adalah Andi Muhammad Bau Sawa. Mantan Pangdam XIV/Hasanuddin itu membawa modal ketokohan militer yang kharismatik. Meski bukan dari latar belakang partai, ia dinilai punya kemampuan manajerial, leadership, serta wibawa yang bisa memperkuat daya tarik Hanura di daerah.
“Tokoh seperti ini sangat potensial untuk membangun disiplin kader dan jaringan nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Nurdin Abdullah adalah figur yang tak asing di dunia pemerintahan dan politik. Mantan Gubernur Sulsel ini adalah sosok paripurna yang menyatukan akademisi, birokrat, sekaligus politikus.
Menurut dia, pengalaman panjangnya mulai dari Bupati Bantaeng dua periode, hingga gubernur, menjadikannya tokoh yang matang secara visi dan eksekusi.
“Saya kira siapa pun dari ketiganya punya potensi. Akan tetapi, jika bisa berkolaborasi akan jauh lebih baik. Bayangkan kekuatan teknokrat, militer, dan politikus bersatu memimpin Hanura. Ini bisa menjadi titik balik kejayaan partai ini di Sulsel,” ungkap Suharto. (wid)
