FAJAR, YOGYAKARTA — Musim baru, tantangan baru. Nermin Haljeta, eks bomber PSM Makassar, kini mengemban misi penting di PSIM Yogyakarta. Tak hanya diminta mencetak gol, Haljeta juga diharapkan mampu menjaga kestabilan performa Laskar Mataram di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Super League 2025/2026. Bahkan lebih dari itu, PSIM menargetkan bisa menjadi penantang serius tim-tim besar, termasuk menghadapi Persib Bandung dan mantan klub Haljeta sendiri, PSM Makassar.
Namun misi ini tak datang dalam ruang yang mudah. PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah mengubah regulasi pemain asing secara signifikan. Lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terbaru, setiap klub diperbolehkan memiliki hingga 11 pemain asing, delapan di antaranya bisa dimainkan sekaligus di lapangan.
Regulasi ini diklaim sebagai upaya meningkatkan daya saing klub Indonesia di level Asia. Tapi bagi PSIM, kebijakan tersebut justru menjadi tantangan tersendiri. Pelatih Jean-Paul Van Gastel menyebut bahwa klubnya tidak akan memaksakan diri memenuhi kuota maksimal pemain asing karena keterbatasan anggaran.
“Kami tidak akan mengejar 11 pemain asing. PSIM tidak punya budget untuk itu,” kata Van Gastel, dikutip dari Radar Jogja.
“Regulasi ini lebih cocok untuk tim-tim dengan anggaran besar yang menargetkan tampil di Liga Champions Asia,” tambahnya.
Saat ini PSIM baru memiliki tujuh pemain asing, yaitu Rafael De Sa Rodrigues (Rafinha), Yusaku Yamadera, Rahmatsho Rahmatzoda, Ze Valente, Deri Corfe, Franco Gaston Ramos, dan Nermin Haljeta. Satu nama tambahan, Ezequiel Vidal, juga sudah ikut berlatih bersama tim dan kemungkinan besar segera diresmikan.