Dia bahkan mengatakan siap untuk di cek langsung di sekolah. Dia mengatakan tak ada satu pun seragam atau atribut yang dijual di sekolahnya.
“Barang pun tidak ada sama sekali di koperasi. Bisa dicek,” tegasnya.
Tahun lalu sebelum ada larangan kata dia, memang pihak sekolah memfasilitasi siswa di koperasi, karena ada ciri khas sekolah. Termasuk karena ada aturan pemakaian baju adat, sehingga disederhanakan dengan membuat batik lontara.
“Jadi itu mi ciri khas, batik lontara dan baju olahraga itu tahun lalu kami fasilitasi lewat koperasi,” terangnya.
Tahun ini, kata dia, itu tidak ada sama sekali. Sehingga untuk sementara kata dia, siswa baru pakai baju SD dahulu atau bebas sembari menunggu pembagian seragam gratis putih-biru.
“Termasuk model baju olahraga tidak tahu, karena edarannya baru keluar bahwa tidak bisa atribut, tidak bisa baju olahraga. Jadi semua tidak ada sekarang ini di sekolah,” paparnya. (mum)
