PSM mengindikasikan bakal menambah dua pemain asing lagi, bukan untuk mengejar angka sebelas, tapi murni demi kebutuhan teknis: memastikan delapan starter asing tersedia sesuai regulasi.
Klub Lain Bersikap Kritis
Berbeda dari Persib dan PSM, sejumlah tim memilih bersikap lebih kritis. Arema FC secara terang-terangan mengkhawatirkan dampak psikologis di ruang ganti jika terlalu banyak pemain asing yang berebut tempat.
“Mereka pasti cenderung ingin bermain. Itu bisa mengganggu ruang ganti,” ujar General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi.
Nada serupa disuarakan oleh Semen Padang. Bagi klub asal Sumatera Barat ini, isu biaya menjadi pertimbangan utama. Dengan gaji pemain asing yang bisa mencapai Rp 300 juta per bulan, efisiensi menjadi harga mati.
“Ngapain bayar mahal kalau cuma duduk di tribun?” kata Asisten Manajer Semen Padang, Maskur Rauf.