FAJAR, JAKARTA — Kementerian Agama mendorong Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tilawati untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme pengajar Alquran di Indonesia. Upaya ini dinilai sejalan dengan misi Kemenag membangun ekosistem pengajaran Alquran yang lebih terstruktur dan berdampak sosial.
“Gerakan membaca Alquran tidak cukup berhenti di podium tilawah. Ia harus berlanjut pada pemahaman, literasi keagamaan, dan pembentukan kesadaran Qurani yang utuh,” ujar Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi, dalam Silaturahim Tilawati Nasional di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu, 12 Juli 2025.
Zayadi hadir mewakili Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam forum yang dihadiri lebih dari seribu guru Alquran, pimpinan pesantren, dan pegiat pendidikan dari berbagai daerah. Acara ini juga menjadi ajang peluncuran resmi LSP Tilawati dan Jam’iyyah Ma’had Tilawati Indonesia (JAMHATI).
Menurut Zayadi, LSP Tilawati dapat menjadi instrumen penting untuk memperkuat pelatihan dan pembinaan guru Alquran secara nasional. Ia menegaskan, sertifikasi yang diberikan bersifat sukarela, berbasis kompetensi, dan bukan sekadar administratif.
“Tilawah harus menjadi gerakan nasional: membaca dengan benar, memahami dengan jernih, menghayati dengan kesadaran, dan mengamalkannya dengan sungguh-sungguh,” kata Zayadi.
Kementerian Agama menargetkan dalam lima tahun ke depan, sertifikasi LSP Tilawati dapat menjangkau ribuan guru Alquran di seluruh Indonesia. Proses ini juga akan menjadi pijakan untuk kebijakan pembinaan berbasis kualitas dan relevansi sosial.