“Warga sekarang bisa menabung emas dari sampah rumah tangga. Ini mendorong kesadaran bahwa sampah bukan beban, tapi aset,” lanjut Jainuddin.
Konsolidasi, Evaluasi, dan Edukasi Berkelanjutan
Kegiatan konsolidasi bank sampah bukan sekadar seremoni. Pegadaian dan DLH Makassar memanfaatkannya sebagai forum evaluasi menyeluruh atas program yang sudah dijalankan sejak 2018. Dalam forum ini dibahas sejumlah kendala seperti sarana prasarana, akses pasar daur ulang, hingga tantangan mengedukasi masyarakat secara konsisten.
Pegadaian turut memperkuat kelembagaan bank sampah melalui dukungan fasilitas, pelatihan operasional, serta strategi pelayanan dua arah antara lembaga dan mitra binaan.
> “Kami tidak ingin program ini berjalan setengah hati. Sinergi diperlukan di semua level: dari rumah tangga, komunitas, hingga kebijakan pemerintah,” tutur Jainuddin.
Helmy Budiman menambahkan bahwa Pemkot Makassar siap memperluas kerja sama semacam ini dengan aktor-aktor non-pemerintah lain.
“Sampah adalah persoalan bersama. Butuh pendekatan kolaboratif agar pengelolaan tidak hanya menyelesaikan masalah teknis, tapi juga menumbuhkan budaya baru di masyarakat,” jelasnya.
Dari Enzim Hotel ke Emas Rumah Tangga
Beberapa contoh inovasi pengelolaan sampah juga dipaparkan dalam forum tersebut. Salah satunya adalah penerapan enzim pengurai sampah organik di Hotel Merkur, yang dinilai berhasil mengurangi sampah dapur hingga 60 persen.
“Ini bukti bahwa inovasi bisa diterapkan di semua sektor, baik komersial maupun domestik,” ujar Helmy.