English English Indonesian Indonesian
oleh

Kisah Nepal dan Nesya di Tengah Duka Sereale: Dua Anak Kecil, Tiga Jenazah, dan Harapan yang Masih Hidup

“Tuhan tidak pernah lepas tangan. Tuhan hadir dalam luka, dalam kehilangan. Mari kita mendoakan, agar penghiburan sejati hadir bagi keluarga dan anak-anak ini,” tuturnya penuh haru.

Duka Bersama

Dalam tradisi Toraja, setiap kematian adalah momen sakral dan penuh penghormatan. Tapi tragedi ini membuat semua tatanan adat seolah tak siap. Rumah-rumah di Bangkelekila dan Tikala penuh isak tangis. Di gereja-gereja, jemaat menunduk dalam doa. Di lorong-lorong rumah sakit, keluarga korban menanti kabar, antara harap dan cemas.

Korban yang meninggal dunia teridentifikasi sebagai:

1. Jeni Parimanan

2. Saenal

3. Selpiana Lobo

4. Yuliana Kadang

5. Ludia Salu

6. Petrus Ngala’

7. Aris Tangkelembang

Sementara itu, berikut adalah korban luka yang masih menjalani perawatan intensif di RS Elim Rantepao:

  1. Yohana Pute (64 tahun)

2. Rina (39 tahun)

3. Hermina Suli (54 tahun)

4. Ernika Tasik (52 tahun)

5. Maria Tiku (41 tahun)

6. Shelly Pitta (39 tahun)

7. Paulus Banne (38 tahun)

Satu korban lain, Martha Indan, telah dirujuk ke Makassar karena kondisi luka serius.

Seruan Solidaritas dan Doa Umat

Pdt. Alfred menyerukan agar seluruh umat Gereja Toraja dan masyarakat umum mendoakan para korban, baik yang berpulang maupun yang masih dalam proses penyembuhan.

> “Dalam momen duka seperti ini, kita harus bersatu. Menjadi pelipur lara bagi yang kehilangan. Menjadi tangan Tuhan yang menghibur, memberi harapan,” ujar Alfred.

Pihak Gereja Toraja juga menyatakan akan melakukan pendampingan pastoral dan dukungan moral bagi keluarga korban, terutama bagi anak-anak seperti Nepal dan Nesya yang kini harus menjalani hidup tanpa orang tua.

News Feed