“Pemerintah berharap dengan kolaborasi kuat antar lembaga, ketahanan pangan di Sulsel dan sekitarnya tetap terjaga di tengah berbagai tantangan musim dan distribusi,” tuturnya.
Kabid Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Hikmah menegaskan bahwa langkah stabilisasi harga ini telah disiapkan secara terstruktur dan menyeluruh.
“SPHP hadir sebagai solusi agar pasokan tersedia dan harga tetap terjangkau. Kami pantau harga harian dan gerakan pangan murah juga terus berjalan,” ujarnya.
Dari pihak kepolisian, AKP Jabbar selaku Kanit 3 Subdit 1 Indag Satgas Pangan Polda Sulsel menegaskan komitmennya dalam mengawal penyaluran beras SPHP agar tidak disalahgunakan.
“Kami edukasi pedagang dan konsumen, pembelian maksimal dua karung per konsumen. Kalau ada yang membeli berulang, itu bisa jadi indikasi penimbunan atau dijual kembali,” tegasnya.
Ia menambahkan, seluruh Polres di wilayah Sulselbar juga telah diperintahkan untuk mengawasi distribusi dan harga beras di pasar-pasar lokal, bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, TPID, dan aparat teritorial lainnya.
“Tujuan kita yaitu memastikan tidak ada lonjakan harga yang merugikan masyarakat,” ucapnya.
Salah satu pedagang di Pasar Terong yang menjadi mitra RPK, Dede menyebutkan bahwa pembelian beras SPHP kini lebih terkontrol.
“Dulu sebelum pakai aplikasi, banyak yang beli, tapi sekarang dibatasi. Memang lebih diutamakan konsumen rumah tangga,” ujar Dede, pengelola depot beras di kawasan tersebut.
Langkah pembatasan dan penggunaan aplikasi ini pun disambut baik oleh masyarakat, meski ada adaptasi awal. Masyarakat berharap stabilisasi harga dapat segera tercapai, terlebih menjelang panen raya.