English English Indonesian Indonesian
oleh

Ini Alasan Anak Muda Pakai Paylater, Utang Tak Masalah

“Anak muda saat ini tidak sekadar membeli barang karena mereka butuh, tapi juga karena ingin tampil sesuai tren, menjaga citra diri, atau memenuhi ekspektasi sosial dari lingkungannya. Paylater menjadi salah satu cara mereka untuk menyeimbangkan antara keinginan dan kemampuan ekonomi yang belum tentu sejalan,” jelasnya.

Dari sudut pandang ekonomi perilaku, ia menilai bahwa keputusan menggunakan paylater seringkali didasari oleh logika bahwa satu rupiah hari ini lebih berharga daripada satu rupiah di masa depan. Artinya, anak muda cenderung lebih menghargai nilai langsung dari suatu barang atau pengalaman sekarang, dibandingkan potensi pengeluaran di masa mendatang.

“Mereka merasa lebih hemat karena bisa mendapatkan barang saat ini tanpa harus menguras tabungan, walaupun pada akhirnya mereka tetap akan membayar dengan risiko bunga, denda, atau kehilangan kontrol keuangan,” ujarnya.

Namun yang lebih menarik, kata Idham, adalah bagaimana paylater dimaknai dari perspektif sosiologis. Dalam pandangannya, layanan ini telah menjelma menjadi alat untuk menjaga posisi sosial dalam tatanan masyarakat konsumtif.

“Mereka tetap menggunakan paylater meski punya uang, karena ingin mempertahankan gaya hidup, citra modern, atau identitas sosial tertentu yang telah terbentuk di lingkungan digital mereka,” jelasnya.

Idham mengaitkan fenomena ini dengan teori Jean Baudrillard, seorang pemikir pascamodern yang menjelaskan bahwa konsumsi di masyarakat modern bukan lagi soal kebutuhan, tetapi soal pertukaran tanda dan simbol. Dalam konteks paylater, barang-barang yang dibeli tidak hanya berguna secara praktis, tapi juga menyampaikan pesan-pesan simboliktentang status, selera, bahkan kemajuan pribadi.

News Feed