English English Indonesian Indonesian
oleh

Diam-diam Kejaksaan Negeri Takalar Dalami Dugaan Korupsi Pengadaan Buku, K3S dan MKKS dipanggil

Saat itu, Musdar juga menjelaskan bahwa sekaitan kasus dugaan korupsi tersebut belum ada atensi dari kejaksaan terkait kasus ini.

Sebelumnya, seorang kepala sekolah dasar di Takalar, yang tidak mau disebut namanya, mengaku mendapat intervensi untuk membeli buku yang tidak relevan dengan kebutuhan sekolahnya menggunakan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS).

‎Padahal diketahui penggunaan dana BOS diperuntukkan sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing.

‎Kepala sekolah tersebut menyebut ‘arahan’ membeli buku itu disampaikan Kelompok Kerja Kepala Sekolah atau K3S yang ada di setiap kecamatan.

‎Arahan K3S diintepretasikan kepala sekolah sebagai petunjuk pimpinan atau Dinas Pendidikan.

‎”Kalau saya di sekolah ku tidak butuh ma (buku), lengkap mi saya di sekolahku. Tapi kita tau sendiri kalau ‘harus’,” katanya kepala sekolah tersebut setengah tertawa, diwawancarai, Minggu, 6 Juli 2025, lalu.

‎Jumlah buku yang diarahkan sesuai jumlah mata pelajaran per siswa, dengan harga Rp62 ribu per buku.

‎Buku tersebut adalah buku Aktivitas Siswa atau AKSI, yang memuat materi belajar setiap mata pelajaran.

‎Kepala sekolah tersebut juga mengungkap bukan cuma sekolahnya yang mendapat arahan membeli, tapi sekolah-sekolah lain juga.

‎Informasi yang berhasil dihimpun, diketahui bukan cuma SD tapi SMP juga diarahkan membeli. Dari situ juga diketahui jumlah sekolah dasar di Takalar berjumlah 239, jumlah SMP 49.

‎Sisi lain, awak Media mencoba menghubungi sejumlah anggota K3S untuk mengonfirmasi kabar ini. Dua anggota K3S yang merespons membantah adanya arahan tersebut. keduanya mengatakan inisiatif membeli buku berasal dari kepala sekolah sendiri.

‎”Masing-masing kepala sekolah yang membeli buku melalui SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan Sekolah),” ucap anggota K3S Mappakasunggu, Iswandi Nyampa.

‎Kepala Dinas Pendidikan Takalar, Darwis, juga membantah adanya paksaan dalam pembelian buku ini. Dia menegaskan pembelian buku oleh sekolah dilakukan sesuai kebutuhan sekolah.

‎”Itu tidak benar, yang saya sering sampaikan adalah para kepala sekolah harus pesan buku sesuai kebutuhan masing-masing,” katanya.

News Feed