English English Indonesian Indonesian
oleh

Anak Muda Makin Doyan Berutang, Begini Respons OJK

FAJAR, MAKASSAR – Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau yang lebih dikenal sebagai paylater kini lagi tren. Milenial dan Gen Z aktif memanfaatkan layanan ini.

Survei yang melibatkan responden berusia 21 hingga 39 tahun itu menunjukkan bahwa hampir 7 dari 10 anak muda telah menggunakan layanan paylater, dengan mayoritas dari mereka memiliki penghasilan tinggi dan bahkan memiliki akses terhadap kartu kredit.

Secara rinci, kelompok usia 30 hingga 34 tahun merupakan pengguna terbesar layanan ini, yakni 72,3 persen. Sementara itu, di kelompok usia lebih muda (21–24 tahun), sekitar 53,2 persen telah mencoba setidaknya satu layanan paylater.

Menariknya, delapan dari 10 responden dengan penghasilan bulanan sebesar 6.000 hingga 7.000 dolar Singapura (sekitar Rp71–83 juta) mengaku menggunakan layanan ini, salah satunya demi menghemat pengeluaran tunai dalam jangka pendek.

Di Indonesia, tren layanan paylater juga terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga pertengahan 2025, kredit BNPL oleh perbankan tumbuh 25,41 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp21,89 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,79 juta.

Sementara itu, perusahaan pembiayaan (multifinance) mencatat lonjakan lebih besar, dengan pertumbuhan BNPL sebesar 54,26 persen (yoy) menjadi Rp8,58 triliun. Meski porsinya terhadap total kredit nasional masih kecil—sekitar 0,27 persen—tren pertumbuhannya dinilai agresif.

“Porsi BNPL memang masih kecil, namun menunjukkan tren pertumbuhan yang agresif,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, Rabu, 9 Juli.

News Feed