“Kami tidak ingin program ini disalahgunakan. Beberapa pendaftar online ternyata berasal dari keluarga yang tergolong mampu, jadi kami lakukan verifikasi sangat hati-hati,” jelas Nur Alam.
Meski menggunakan sistem pendaftaran daring, pihak penyelenggara tetap memberikan perhatian serius terhadap akurasi data. Mereka ingin memastikan bahwa siswa yang diterima benar-benar masuk dalam kriteria keluarga miskin dan membutuhkan dukungan negara.
“Semangat di balik Sekolah Rakyat adalah memberikan kesempatan kedua bagi anak-anak yang selama ini mungkin tertinggal dari segi pendidikan,” tuturnya.
Mereka tak hanya belajar ilmu pengetahuan, tapi juga diajarkan bagaimana menjadi pribadi yang bertanggung jawab, berempati, dan siap menghadapi kehidupan.
Harapan ke depan, jika program ini terus berkembang dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah, maka jumlah siswa, jenjang pendidikan, dan titik pelaksanaan dapat diperluas.
“Dengan begitu, lebih banyak anak Indonesia bisa mengakses pendidikan yang tidak hanya gratis, tapi juga penuh kasih dan makna,” tutupnya.(wis/lin)