FAJAR, YERUSALEM–Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengecam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Rabu karena menggunakan apa yang disebut “Poros Morag” di Gaza selatan sebagai hambatan untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.
Pernyataan Lapid menyusul laporan media Israel bahwa desakan Netanyahu untuk mempertahankan kehadiran militer di Koridor Morag—yang menghubungkan kota Rafah dan Khan Younis—merupakan satu-satunya hambatan yang tersisa untuk menyelesaikan perjanjian tersebut.
“Netanyahu sedang menempatkan penghalang di depan kesepakatan,” kata Lapid dalam sebuah wawancara radio yang dikutip oleh lembaga penyiaran publik KAN.
“Sekarang tiba-tiba, Poros Morag telah menjadi landasan baru keberadaan kita?” tambahnya dengan nada sarkastis.
Lapid membandingkan klaim Netanyahu sebelumnya mengenai pentingnya strategis Koridor Philadelphi, yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, dan menuduh perdana menteri menggunakan alasan tersebut untuk menunda negosiasi.
“Kami memilih poros antara Rafah dan Khan Younis—Morag—untuk alasan praktis saat itu,” kata Lapid dikutip dari Anadolu.
“Tetapi haruskah itu benar-benar menentukan nasib mereka yang terkubur di bawah tanah?” tambahnya, merujuk pada para sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.
Netanyahu mengumumkan kendali tentara Israel atas Poros Morag sekitar tiga bulan lalu, menyebutnya sebagai “Koridor Philadelphia kedua” yang memiliki nilai strategis dalam memecah Gaza dan meningkatkan tekanan terhadap Hamas.