FAJAR, MAKASSAR— Menstruasi adalah proses alami yang dialami perempuan setiap bulannya sebagai bagian dari sistem reproduksi. Namun, ketika siklus menstruasi atau haid tidak teratur bisa menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan yang memerlukan perhatian medis.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Tajuddin Chalid, dr. Esa Lestary, Sp.OG., M.Kes menjelaskan siklus menstruasi yang normal berlangsung antara 21 hingga 35 hari, dengan durasi haid berkisar dua sampai tujuh hari.
Ketika siklus berlangsung kurang dari 21 hari (polimenorea) atau lebih dari 35 hari (oligomenorea), maka itu bisa menunjukkan adanya ketidakseimbangan hormon atau masalah lain pada organ reproduksi.
“Haid yang terlalu cepat bisa menandakan kelebihan hormon estrogen, sedangkan haid yang terlalu lama bisa disebabkan karena tidak terjadi ovulasi, sehingga lapisan dinding rahim terus menebal dan luruh dalam jumlah banyak,” ujarnya.
Kata dr Esa, faktor penyebab gangguan siklus menstruasi sangat beragam, mulai dari stres berkepanjangan, perubahan berat badan ekstrem, kelelahan fisik, hingga gangguan pada kelenjar tiroid.
“Selain itu, kondisi medis seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), endometriosis, hingga mioma uteri juga bisa mempengaruhi keteraturan haid,” ucapnya.
Stres emosional dan beban pekerjaan yang tinggi pun, disebut sebagai faktor pemicu utama haid tidak teratur. Ketika tubuh berada dalam kondisi stres, produksi hormon luteinizing hormone (LH) dan Follicle Stimulation Hormone (FSH) yang berperan dalam ovulasi bisa terganggu.