Tak sekadar prosedur medis, khitan massal ini menjadi momen transformasi—dari anak biasa menjadi anak hebat. Di balik senyum mereka yang baru saja dikhitan, tersimpan semangat, keberanian, dan kebanggaan. Bahwa prestasi, sekecil apapun, layak dihargai.
Perwakilan TJSLP Pemkot Makassar, Andi Erwin Maulana Nyompa mengatakan kegiatan tersebut menjadi contoh ideal dari kolaborasi sosial antara pemerintah dan sektor swasta.
“Kita harus apresiasi inisiatif Bosowa Peduli. Ini bentuk kepedulian nyata. Tak semua bisa dijangkau APBD, maka peran CSR sangat penting,” ujarnya.
Program ini juga menandai ekspansi peran Bosowa Peduli yang selama ini dikenal dengan inisiatif di bidang pangan, pendidikan, dan kesehatan.
Menariknya, proses sunat dalam kegiatan ini menggunakan metode modern berbasis klem dan lem, tanpa jahitan maupun suntikan.
Penanggung Jawab Medis Sunatan Massal Bosowa Peduli dari RS Sayang Bunda, dr. Jihan mengatakan metode ini dipilih karena minim rasa sakit dan sangat cepat penyembuhannya.
“Biusnya pakai alat khusus, tanpa jarum suntik. Hanya 10 menit, anak-anak bisa langsung pakai celana. Mereka bahkan bisa tertawa dan menghafal Al-Qur’an saat disunat,” jelasnya.
dr. Jihan menambahkan, tiap peserta mendapat celana khusus dan kotak obat lengkap dengan nomor kontak untuk konsultasi lanjutan. Dengan sistem terjadwal, proses khitan dibagi per sesi, sekitar 30 anak per jam, dan ditangani oleh 10 tim medis bergiliran agar tetap fokus dan prima.
“Kami tidak ingin ada anak yang terabaikan atau tim yang kelelahan,” kata Jihan.