MAKASSAR, FAJAR — PSSI dan operator liga harus kembali mempertimbagkan untuk gelar Piala Indonesia. Musim ini jadi momentum terbaik untuk menggelar ajang tersebut.
Super League yang sebelumnya bernama Liga 1 dianggap tak cukup untuk menjadi kompetisi yang bisa mengangkat performa pemain. Khususnya lokal.
Peran pemain lokal di Super League juga terancam makin terpinggirkan, setelah regulasi yang membolehkan untuk merekrut 11 pemain asing. Keresahan itu memang sudah sempat disampaikan Reza Arya Pratama, kiper PSM Makassar.
Kata dia, harus ada ajang lain selain Super League yang bisa jadi panggung pemain untuk unjuk kebolehan.
“Ya harusnya sih, pra musim ada, cup ada, jadi pemain-pemain lokal yang jarang bermain di Liga 1 (Super League) itu bisa dapat menit bermain di cup,” sambung kiper berusia 25 tahun ini.
Wacana agar Piala Indonesia digelar juga dipertimbangkan, Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir. Menurutnya, semua tetap harus dipertimbangkan dengan matang. Pada dasarnya, kata dia, PSSI sangat terbuka untuk menggelar Piala Indonesia.
“Indonesia itu Liga 1 ada 18 klub. Coba di Asia Tenggara yang 18 klub siapa ya di liganya? Kayaknya nggak ada deh. Ya Singapura enam. Thailand berapa? 16,” kata Erick Thohir.
“Yang kedua, geografis kita itu dari ujung ke ujung 8 jam naik pesawat terbang. Bukan naik mobil 8 jam. Dari ujung ke ujung 8 jam. Kita negara kepulauan. Artinya, sudah klubnya banyak, geografisnya juga jauh,” tambahnya.
Piala Indonesia terakhir digelar pada 2019 lalu. Saat itu PSM Makassar keluar sebagai juara setelah kalahkan Persija lewat pertarungan dua leg. Hingga kini piala itu masih berada di PSM Makassar.