English English Indonesian Indonesian
oleh

Kemenag Sulsel All Out Siapkan MQK Internasional Pertama di Wajo: Dari Pesantren untuk Dunia

“Pesantren harus jadi pelopor ekoteologi Islam. Islam bukan sekadar agama spiritual, tapi juga etika ekologis,” tegas Menag.

Ia bahkan menyarankan perluasan maqashid syariah dengan menambahkan prinsip keenam: ḥifẓ al-bī’ah, atau perlindungan terhadap lingkungan.

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno menyampaikan bahwa MQK tahun ini juga akan mencatat sejarah dengan penggunaan Computer-Based Test (CBT) dalam seleksi peserta. Sebanyak 8.713 santri, termasuk 1.161 santri dari 57 Ma’had Aly, akan mengikuti tahap seleksi melalui sistem ini.

“Ini bukti pesantren sangat adaptif terhadap transformasi digital. Tidak ada lagi anggapan pesantren tertinggal,” kata Suyitno.

Selain kompetisi utama, MQKI 2025 juga akan diramaikan dengan sejumlah kegiatan pendamping seperti Halaqah Ulama Internasional, Expo Kemandirian Pesantren, Macanang Bershalawat, Fajr & Night Inspiration, hingga Launching Pesantren Hijau melalui gerakan Satu Santri Satu Pohon.

Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Sulsel, H. Muhammad Yunus, yang turut hadir dalam Kick Off, memastikan akan segera digelar Rapat Koordinasi Teknis di Wajo pekan depan. Rapat ini akan melibatkan panitia pusat, Pemprov Sulsel, Pemkab Wajo, serta seluruh kepala bidang pesantren se-Indonesia.

“Kegiatan ini menjadi tonggak awal suksesnya event internasional MQK pertama di Indonesia. Dan itu di Sulawesi Selatan,” ujarnya.

News Feed