Namun jalan menuju stadion belum sepenuhnya lapang. Pemkot masih harus menyinkronkan legalitas tata ruang. Berdasarkan Perpres Maminasata, kawasan Untia diperuntukkan sebagai lokasi stadion. Namun Perda Kota Makassar menyebutnya sebagai zona ekonomi khusus.
“Ini akan kita bahas dalam forum resmi. Perlu kepastian regulasi agar tidak jadi batu sandungan di tengah jalan,” ucap Zulkifly.
Dinas Pertanahan juga diminta segera menyelesaikan validasi sertifikat dan pengukuran poligon lahan bersama BPN. Legalitas lahan dianggap krusial untuk membuka pintu investasi atau mengamankan alokasi dana APBD.
Kepala Dinas PU Makassar, Zuhaelsi Zubir, yang memimpin perencanaan teknis, menegaskan bahwa studi kelayakan akan memuat keseluruhan skema pendanaan, perizinan, hingga potensi desain teknis yang lebih matang.
“Stadion baru ini harus representatif dan sesuai dengan kebutuhan Makassar ke depan, baik untuk olahraga prestasi maupun pertumbuhan ekonomi kawasan Untia,” kata Zuhaelsi.
Jika rencana berjalan mulus, Stadion Untia akan menjadi stadion pertama yang dibangun Pemkot Makassar dari nol dalam beberapa dekade terakhir. Proyek ini juga diharapkan mendorong tumbuhnya kawasan baru, mengingat Untia kini masih didominasi kawasan rawa dan lahan kosong.
Pemkot juga telah meminta camat di wilayah terkait segera melakukan sosialisasi kepada warga, agar tahapan pembangunan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar.
“Anggaran sudah siap, tim sudah lengkap. Tinggal finalisasi jadwal dengan Pak Wali Kota, dan jika dibutuhkan, mekanisme pemilihan investor,” pungkas Zuhaelsi.
