“Tahun ini sukses lah. Memang ada masalah, tetapi mampu diatasi dan terselesaikan dengan baik. Termasuk juga di Arab Saudi, 221 ribu jemaah asal indonesia bisa wukuf di Arafah. Itulah ukuran suksesnya,” tuturnya.
Dia juga menyampaikan, untuk Sulsel, total jemaah tergabung dalam 41 kloter. Saat ini, proses pemulangan tinggal menunggu lima kloter saja.Selebihnya, sudah dipulangkan ke daerah masing-masing.
“Ada 15.876 jemaah dari delapan provinsi yang masuk Embarkasi Makassar. Khusus Sulsel, kuotanya 7.272. Kami dapat tambahan kuota KBIHU 4 orang, mutasi 4 orang, kuota yang tidak terisi di Provinsi lain 34, termasuk kuota petugas,” terangnya.
Dia juga menyampaikan, untuk kerumitannya sendiri memang cukup terasa dalam hal syarikah. Sebab menurutnya, ada syarikah yang menarik anggotaya dari kloter, kemudian ada satu keluarga berbeda syarikah, ini dianggapsedikit merepotkan.
Selanjutnya, berkaitan dengan daftar tunggu haji, unuk Sulsel rata-rata 35 tahun. Namun untuk kabupaten/kota, datar tunggu terpendek ada di Enrekang dan Luwu selama 23 tahun, sedangkan yang terlama Bantaeng dengan 49 tahun. Ini juga layak mendapat perhatian, agar jemaah yang berankat tidak terlalu risti dan berakibat buruk pada kesehatan mereka di Arab Saudi.
“Karen tahun ini, daftar jemaah yang wafat di Sulsel itu bertambah. Tahun lalu 35 jemaah dan tahun ini sudah 45. Itu 40 orang wafat di Arab Saudi dan lima orang wafat di perjalanan, namun asuransinya tetap jalan. Kalau seat yang kosong cuma satu, itu dari wajo karena sakit,” jelasnya.
