FAJAR, BULUKUMBA — Kawasan adat Ammatoa Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, menjadi pusat perhatian tim peneliti dari Ciputra Makassar dalam upaya mendorong transformasi UMKM dan industri pariwisata berbasis nilai lokal menuju Green Economy.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program penelitian berbasis pendekatan kolaboratif Quadruple Helix untuk mendorong transformasi digital, inovasi keuangan, serta penguatan Green Human Capital dalam konteks keberlanjutan.
Ketua Tim Peneliti, Dr. St. Salmah Sharon, SE., M.Si., Ak., CA., CSRS., CSRA, menekankan bahwa kearifan lokal masyarakat adat Kajang dapat menjadi fondasi kuat dalam membangun ekonomi hijau.
“Nilai-nilai adat dan filosofi masyarakat Kajang yang menjunjung tinggi keseimbangan dengan alam sangat relevan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Transformasi digital dan inovasi keuangan UMKM di kawasan ini harus tetap berpijak pada nilai-nilai budaya agar tidak kehilangan identitasnya,” ujarnya.
Senada dengan itu, Dr. Muchtar, SE., MM, pakar manajemen sekaligus anggota tim, menekankan pentingnya pendekatan sistemik dalam penguatan daya saing UMKM lokal. “Transformasi ini tidak cukup hanya pada aspek teknologi, tetapi juga manajemen strategis yang berorientasi keberlanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi fondasi utama,” ungkapnya.
Dalam kunjungan tersebut, tim peneliti mendapat kehormatan untuk berdialog langsung dengan Ammatoa, Kepala Adat Kajang. Dalam penyambutannya, Ammatoa menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan budaya.