English English Indonesian Indonesian
oleh

Doa Qunut Subuh, Amalan Sunnah yang Sarat Makna dan Keutamaan

DOA qunut merupakan salah satu amalan yang kerap dikerjakan umat Islam ketika melaksanakan salat Subuh, khususnya di rakaat kedua. Pembacaan doa ini dilakukan setelah ruku’ (i’tidal), sebelum beranjak ke sujud pertama. Meskipun bersifat sunnah, doa qunut memiliki kedudukan penting dalam praktik ibadah umat Muslim di Indonesia, khususnya yang mengikuti mazhab Syafi’i.

Dalam kajian fikih lintas mazhab, pendapat tentang qunut Subuh memiliki ragam pandangan. Mengutip Kitab Al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Khamsah karya Muhammad Jawad Mughniyah, doa qunut Subuh disunnahkan menurut mazhab Maliki sepanjang tahun, terutama dalam kondisi masyarakat sedang diuji musibah. Sementara itu, menurut mazhab Syafi’i, doa qunut disunnahkan dibaca dalam salat Subuh baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Imam Nawawi bahkan menyebutnya sebagai sunnah muakkad, yakni sunnah yang sangat dianjurkan.

Dasar hukum anjuran qunut Subuh merujuk pada hadis sahih dari sahabat Anas bin Malik RA yang menyatakan:

“Bahwa Rasulullah SAW senantiasa melakukan qunut dalam salat Subuh hingga beliau wafat.”
(HR. Imam Hakim dalam Al-Arba’in, dan dinyatakan sahih oleh beliau)

Teks Doa Qunut Subuh

Doa qunut Subuh umumnya dibaca dalam dua versi: pendek dan panjang. Berikut ini adalah teks doa qunut Subuh versi lengkap, dilengkapi transliterasi latin dan terjemahannya:

Arab:

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Latin:

Allahummah-dinii fiiman hadait, wa ‘aafinii fiiman ‘aafait, wa tawallanii fiiman tawallait, wa baarik lii fiimaa a’thait, wa qinii syarra maa qadhait, fa innaka taqdhi wa laa yuqdhaa ‘alaik, wa innahu laa yadzillu man waalait, wa laa ya’izzu man ‘aadait, tabaarakta rabbanaa wa ta‘aalait, falakal hamdu ‘alaa maa qadhait, astaghfiruka wa atuubu ilaik, wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin an-nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Terjemah Indonesia:

“Ya Allah, tunjukilah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan. Peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau lindungi. Berikanlah keberkahan padaku atas apa yang telah Engkau berikan. Selamatkanlah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan. Engkaulah yang menetapkan hukum dan tidak ada yang dapat menetapkan hukum atas-Mu. Tidak akan hina orang yang Engkau lindungi, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Mahasuci Engkau wahai Tuhan kami, dan Mahatinggi Engkau. Segala puji bagi-Mu atas semua yang Engkau tetapkan. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.”


Waktu dan Cara Membaca Doa Qunut

Berdasarkan Fiqih Islam wa Adillatuhu karya Wahbah az-Zuhaili, ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa doa qunut Subuh dibaca setelah i’tidal (bangun dari ruku’) pada rakaat kedua salat Subuh. Setelah membaca zikir i’tidal seperti “Rabbanaa lakal hamdu,” jamaah kemudian melanjutkan dengan membaca doa qunut sambil berdiri.

Adapun menurut Malikiyah, doa qunut dibaca sebelum ruku’ pada rakaat kedua. Dalam pelaksanaan berjamaah, makmum disunnahkan mengaminkan bacaan imam saat doa qunut dilantunkan.

News Feed