FAJAR, MAKASSAR — Kepala SMP Negeri 13 Makassar, Ramli, angkat bicara menanggapi tudingan praktik pungutan liar (pungli) dalam proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025. Ia dengan tegas membantah adanya permintaan uang Rp5 juta kepada calon siswa melalui oknum penjaga sekolah.
“Itu mengada-ada. Saat ini proses SPMB masih berlangsung. Baru satu jalur yang selesai, yakni jalur domisili. Jadi tidak mungkin ada permintaan seperti itu karena prosesnya pun belum tuntas,” ujar Ramli saat dikonfirmasi, Senin, 7 Juli 2025.
Sebelumnya, muncul pemberitaan bahwa sejumlah orang tua calon siswa melaporkan adanya dugaan pungli di lingkungan SMPN 13. Mereka mengaku diminta menyetor uang melalui penjaga sekolah agar anak mereka diterima sebagai siswa.
Namun Ramli menegaskan, hingga saat ini belum ada kepastian soal tambahan kuota penerimaan siswa. “Kami memang mengajukan permintaan tambahan kuota ke Kementerian melalui Dinas Pendidikan, tapi belum ada jawaban resmi. Jadi belum bisa kami pastikan apakah akan ada tambahan siswa atau tidak,” jelasnya.
Ia pun mengaku heran dengan munculnya isu pungli tersebut, padahal proses pendaftaran masih berjalan sesuai prosedur. “Tadi juga Ibu Kadis Pendidikan Kota Makassar datang langsung meninjau proses SPMB. Semua berjalan aman dan sesuai aturan,” tambah Ramli.
Bahkan untuk urusan pakaian seragam pun, pihak sekolah tidak diperbolehkan menjual secara mandiri. “Kami sudah diingatkan oleh Ibu Kadis, jangan coba-coba jual seragam. Karena akan ada program seragam gratis dari pemerintah,” tegasnya.