FAJAR, PANGKEP — PPMI Shohwatul Is’ad menapakkan langkah berani ke masa depan dengan menyelenggarakan Workshop on Digital Education for Digital Transformation: Shaping the Future of Learning and Innovation, sebuah forum yang bukan sekadar pelatihan, tapi deklarasi bahwa dunia pendidikan harus siap menjawab tantangan zaman.
Workshop ini berlangsung di Auditorium Al-Hijrah, Sabtu (5/7/2025) yang diikuti seluruh guru dan pembina Shohwatul Is’ad mengikuti kegiatan yang mengguncang paradigma lama, dari mengajar dengan cara konvensional menuju era pengajaran kolaboratif antara manusia dan mesin cerdas.
Ketua Yayasan PPMI Shohwatul Is’ad, Prof. Yusring Sanusi Baso, menjadi narasumber utama yang juga seorang pemikir visioner yang memadukan akar keilmuan klasik dengan percepatan teknologi digital.
Dalam pemaparannya, Prof Yusring menegaskan bahwa revolusi digital bukan lagi pilihan, namun medan pertempuran yang harus dikuasai oleh para pendidik.
“Kita tidak sedang bersaing dengan teknologi. Tetapi mereka yang adaptif terhadap teknologi,” ucapnya.
Di tengah gempuran inovasi global, Prof. Yusring memperkenalkan konsep baru bernama KOPERTA LAPAng, sebuah akronim futuristik yang menggambarkan seni menyusun prompting secara presisi dalam interaksi dengan AI seperti ChatGPT.
“Lima unsur penting di dalamnya yakni Konteks, Peran, Tambahan, Larangan, dan Panjang jawaban menjadi fondasi baru dalam membangun dialog antara guru dan sistem kecerdasan buatan. Konsep ini tidak hanya mempermudah penggunaan AI, tetapi juga membuka jalan bagi guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang personal, adaptif, dan transformatif,” paparnya.