English English Indonesian Indonesian
oleh

Microsoft Klaim AI Kalahkan Dokter dalam Diagnosis Kasus Kompleks: Masa Depan Kesehatan Digital?

FAJAR, SEATTLE – Microsoft mengguncang dunia medis dan teknologi dengan klaim ambisius: sistem kecerdasan buatannya kini mampu mengungguli dokter manusia dalam mendiagnosis kasus-kasus medis rumit. Temuan ini datang dari unit AI Microsoft yang dipimpin oleh Mustafa Suleyman, dengan dukungan teknologi canggih dari OpenAI.

Dalam sebuah studi internal yang diumumkan pada Jumat (4/7), Microsoft menyebut model AI mereka berhasil menyelesaikan delapan dari 10 studi kasus medis kompleks, jauh melampaui kinerja dokter manusia yang hanya menyelesaikan dua dari 10 kasus dalam skenario uji yang serupa.

“Kami tidak sedang berbicara soal chatbot kesehatan biasa. Ini tentang sistem yang meniru cara berpikir panel dokter ahli,” tulis Microsoft dalam blog resminya.

Di balik pencapaian ini adalah agen AI canggih yang disebut orkestrator diagnostik. Agen ini berperan layaknya tim dokter, melakukan proses diagnosis langkah demi langkah—dari mengajukan pertanyaan, menentukan tes lanjutan, hingga merumuskan kesimpulan klinis.

Sistem diuji menggunakan lebih dari 300 studi kasus dari jurnal medis bergengsi New England Journal of Medicine (NEJM) yang telah diubah menjadi tantangan interaktif.

Microsoft memanfaatkan model-model AI dari berbagai pengembang besar—termasuk OpenAI (ChatGPT), Google (Gemini), Meta, Anthropic, hingga Grok milik Elon Musk—namun performa terbaik dicapai saat menggunakan model o3 milik OpenAI.

Hemat Biaya
Meski menyebut AI-nya lebih efisien dalam memesan tes dan menekan biaya diagnosis, Microsoft menekankan bahwa sistem ini bukan dirancang untuk menggantikan peran dokter manusia, melainkan sebagai pelengkap dalam kasus-kasus rumit.

News Feed