“Kami sudah mengajukan perwakilan sesuai regulasi nasional. Namun ternyata AFF hanya mengizinkan tim peringkat 1 dan 2. Jadi kami tidak bisa berpartisipasi musim ini,” jelas Ferry Paulus, Direktur Utama PT LIB, dikutip dari ligaindonesiabaru.com.
Ferry menegaskan bahwa ketidakhadiran Indonesia bukan karena sikap menolak, melainkan karena perbedaan sistem yang belum selaras. Ia memastikan bahwa pintu tetap terbuka untuk partisipasi di edisi berikutnya.
“Kami tetap terbuka untuk ACC Shopee Cup 2026/2027. Jika regulasinya bisa disesuaikan, Indonesia siap kembali ambil bagian,” katanya.
Ketidakhadiran klub Indonesia di ACC 2025 tentu menjadi kerugian eksposur regional. Liga 1 selama ini dikenal memiliki basis suporter besar dan atmosfer kompetisi yang tinggi. Banyak pihak menyayangkan potensi branding dan pengembangan klub yang tidak dapat dimanfaatkan lewat turnamen regional ini.
Namun di sisi lain, langkah konsisten PSSI dan PT LIB untuk menjaga integritas sistem kompetisi dan kalender nasional juga mendapat apresiasi. Keputusan ini dianggap sebagai upaya jangka panjang membangun fondasi kompetisi yang profesional dan terencana. (*)