FAJAR, SELAYAR – Pantai Punagaan, salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Kepulauan Selayar, terus dikembangkan potensinya melalui program pengabdian masyarakat Universitas Hasanuddin (Unhas). Selain dikenal karena keindahan alamnya dan kekayaan biota laut yang cocok untuk snorkeling maupun diving, Pantai Punagaan juga menawarkan ketenangan suasana yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Ketua tim pengabdian sekaligus Dosen Pariwisata Unhas, Aqilah Nurul Khaerani Latif, mengungkapkan bahwa pengembangan kawasan ini menggunakan pendekatan Slow and Mindful Coastal Tourism. Konsep ini dipilih karena sesuai dengan karakteristik Pantai Punagaan yang relatif jauh dari pusat kota dan cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati perjalanan dengan ritme lambat dan penuh kesadaran.
“Konsep ini diadaptasi dari praktik wisata di Maladewa dan Hawaii yang menyasar wisatawan kelas menengah ke atas serta pelaku ekonomi kreatif yang mencari ketenangan dan inspirasi,” ujarnya dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang digelar pada 1–2 Juli 2025 di Pantai Punagaan.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (BIMA) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Judul pengabdiannya yaitu “Transformasi Tata Kelola dan Ekonomi Kreatif Berbasis Digital untuk Penguatan BUMDes Baloka Mandiri dalam Pengelolaan Slow and Mindful Coastal Tourism di Pantai Punagaan, Selayar.”
Direktur BUMDes Baloka Mandiri, Razak, menyebut bahwa Pantai Punagaan saat ini menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar bagi BUMDes, selain dari sektor peternakan ayam dan usaha mikro lainnya. Bahkan, pendapatan dari sektor wisata ini telah digunakan untuk membiayai pendidikan sejumlah pemuda desa agar kelak dapat kembali membangun desanya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa tantangan masih ada, khususnya terkait kebersihan dan perilaku wisatawan.
“Kebanyakan pengunjung masih didominasi wisatawan lokal, dan belum semua sadar pentingnya menjaga kebersihan kawasan pantai,” kata Razak.
Sementara itu, anggota tim pengabdian lainnya, Nur Aidin, yang juga dosen di Program Studi D4 Destinasi Pariwisata Unhas, menekankan perlunya regulasi yang tegas agar wisatawan lebih tertib dalam menikmati wisata dengan konsep slow and mindful.
“Pengalaman wisata yang berkesan bukan hanya soal pemandangan, tetapi juga tentang kesadaran dan sikap terhadap lingkungan. Kita ingin Pantai Punagaan bisa setara dengan destinasi slow tourism dunia,” ujarnya. (*/)