English English Indonesian Indonesian
oleh

Pendaftar Menumpuk di SMP Favorit, Disdik Makassar Tambah Tujuh Sekolah Penyangga

Sebaliknya, di sekolah lain, kuota jalur domisili dalam kota masih banyak yang belum terpenuhi. Sebagai contoh, SMP 49 di Kopa, dari total kuota 95 kursi untuk jalur kota, baru terisi 15 pendaftar.

“Namun pada jalur perbatasan, justru pendaftar sudah mencapai 100 orang, padahal jatahnya hanya enam kursi,” ungkapnya.

Saat ini, tidak ada penambahan rombel, hanya pendistribusian. Syarifuddin menegaskan, pihaknya tidak akan membuka rombel baru pada sekolah-sekolah favorit yang pendaftarnya menumpuk.

Solusi yang ditempuh adalah pendistribusian siswa ke sekolah lain yang kekurangan pendaftar.

“Kita tidak menambah rombel, tetapi mendistribusikan siswa yang tidak tertampung ke sekolah yang kuotanya masih kurang,” katanya.

Proses pendistribusian dilakukan dengan memanggil langsung orang tua calon siswa, atau mengumumkan daftar sekolah yang masih memiliki kursi kosong.

Calon siswa yang belum tertampung tidak perlu mendaftar ulang secara online, sebab seluruh data mereka sudah terekam dalam sistem SPMB.

“Misalnya, siswa yang tidak tertampung di SMP 13 dapat diarahkan ke SMP 21 yang lokasinya berdekatan dan masih kekurangan tiga kelas,” tuturnya.

“Begitu pula beberapa sekolah lain yang menjadi penyangga, seperti SMP 23, SMP 52, atau SMP 53,” tambah dia.

Oleh sebab itu, pihaknya fokus sosialisasi dan penyangga baru tahun depan. Dimana, selaku mewakili Dinas Pendidikan. Ia menilai salah satu penyebab membludaknya pendaftar di sekolah tertentu adalah kecenderungan masyarakat untuk memusatkan pilihan pada sekolah-sekolah favorit.

News Feed