Selama masa pemulihan, tim Emergency Medical Team MER-C Indonesia sempat bekerja bahu-membahu bersama Al Sultan. Ia dikenal tegas namun hangat, sosok yang bisa memimpin rapat dalam tensi tinggi dan tetap menyempatkan waktu untuk duduk bersama timnya, bercanda, dan menyeruput kopi.
Pahlawan Kemanusiaan
Bagi rakyat Gaza, nama Marwan Al Sultan tidak asing. Ia bukan hanya dokter, tapi simbol harapan di tengah reruntuhan. “Ia adalah cahaya di masa paling gelap rakyat kami,” demikian pernyataan dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Kehilangan Al Sultan adalah luka mendalam bagi komunitas medis internasional yang selama ini bekerja untuk kemanusiaan di Palestina. Bagi MER-C, sosoknya tak tergantikan.
“Ia adalah suara nurani di tengah suara ledakan. Ia pergi dengan kehormatan, gugur dalam tugas yang paling mulia: menyelamatkan nyawa.”
Kini, dunia hanya bisa mengenangnya. Namun warisan perjuangannya di Rumah Sakit Indonesia akan terus hidup dalam semangat relawan dan tim medis yang ia tinggalkan. (*)