Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Dr. Monalisa, salah satu tim peneliti, yang menekankan pentingnya narasi budaya dan penguatan identitas lokal sebagai bagian dari daya tarik wisata.
“Desa Tamasaju memiliki cerita, tradisi, dan karakter yang kuat. Ini adalah aset penting dalam membangun pariwisata yang otentik dan berkelanjutan. Penguatan ini akan menjadi bagian penting dari strategi pengembangan,” tutur Dr. Monalisa.
Sementara itu, dari sisi keuangan dan ekonomi lokal, Dr. Salmah Sharon, pakar akuntansi publik dan keuangan daerah, menekankan pentingnya tata kelola keuangan desa wisata yang transparan dan akuntabel.
“Pariwisata akan berhasil jika disertai dengan sistem keuangan yang sehat. Kami akan mendampingi penguatan manajemen keuangan dan perencanaan anggaran yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelas Dr. Sharon.
Senada dengan hal tersebut, Fia Fauzia Baharuddin, B.Bus., M. Ak yang juga merupakan anggota tim peneliti bidang keuangan, menambahkan bahwa literasi keuangan masyarakat pelaku UMKM di sektor pariwisata perlu ditingkatkan.
“Kami akan mengembangkan modul pelatihan keuangan praktis bagi pelaku usaha lokal agar mereka mampu mengelola keuangan usaha secara efisien dan berkelanjutan. Ini penting agar dampak ekonomi dari sektor pariwisata benar-benar dirasakan langsung oleh warga,” ungkap Fia.
Audiens ini menghasilkan kesepakatan untuk membangun roadmap bersama yang mencakup pelatihan SDM, promosi digital, pembentukan kelompok sadar wisata, serta pelibatan generasi muda dalam program kreatif desa wisata.