“Ular ini tidak bisa dikembalikan ke alam liar karena alasan karantina. Kini kami menyerahkannya kepada dokter hewan untuk penempatan di fasilitas penangkaran,” jelas Pelley.
Australia dikenal sebagai salah satu negara dengan keragaman ular terbanyak—termasuk yang paling mematikan di dunia. Insiden ini mempertegas pentingnya pemeriksaan bagasi dan ruang kargo secara menyeluruh, terutama di wilayah-wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi.
Meski tergolong minor secara teknis, kejadian ini menunjukkan bagaimana gangguan kecil bisa berdampak besar dalam dunia penerbangan—baik secara operasional maupun keamanan.
Virgin Australia belum memberikan keterangan resmi selain konfirmasi penundaan. Namun pihak maskapai disebut telah memperketat pemeriksaan internal untuk mencegah insiden serupa terulang.
“Jika saya gagal menangkap ular itu tepat waktu, bisa saja sampai sekarang kami masih membongkar Boeing 737 ini,” tutup Pelley, menghela napas lega. (*)